KATA PENGANTAR
Segala puji hanya milik Tuhan. Berkat limpahan rahmat-Nya penulis mampu menyelesaikan tugas makalah ini.
Ilmu bantu sebagai sistem yang dapat menjadi alat untuk mengkaji beberapa sudut pandang. Sejarah sebagai menyimpan banyak masalah yang perlu diteliti, baik itu menyangkut sudut pandang relitas sosial, politik, ekonomi dan budaya.
Dalam makalah ini kami akan membahas tentang ilmu bantu sejarah
Meskipun mulai tahapan pelaksanaan dan penyusunan makalah terasa berat, namun berkat bimbingan para dosen, akhirnya makalah ini dapat terselesaikan meskipun masih jauh dari kesempurnaan.
Makalah ini disusun berdasarkan data yang diperoleh di media, baik media cetak maupun elektronik, ditambah penjelasan para dosen dan buku-buku yang mempunyai relevansi dengan tema yang diambil untuk makalah ini.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih memiliki beberapa kekurangan sehingga perlu disempurnakan. Oleh karena itu saran dan kritik yang membangun sangat penulis harapkan dari siapapun juga.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada para pembimbing yang telah meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan dan saran sehingga laporan ini dapat terwujud sebagaimana yang di harapkan. Semoga tulisan ini dapat memberi manfaat bagi banyak pihak.
Malang, 18 September 2011
Tim Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
Pada bab ini, penulis akan membahas secara ringkas mengenai latar belakang yang menjadi dasar pemilihan topik kerja praktek, perumusan masalah berdasarkan topik yang dibahas, ruang lingkup atau batasan masalah yang dibahas, tujuan penelitian untuk menunjukkan hal-hal yang ingin dicapai pada penelitian ini, manfaat penelitian untuk mengetahui hal-hal positif apa yang bisa didapat melalui penelitian ini, dan sistematika penyajian dari penelitian ini.
1.1 Latar Belakang
Sejarah berasal dari bahasa Arab yaitu dari kata syajaratun, yang memiliki arti pohon kayu. Pengertian pohon kayu disini adalah adanya kejadian, perkembangan, dan suatu peristiwa yang membentuk suatu kontinuitas (kesinambungan) dari suatu kejadian. Di dalam ilmu sejarah sendiri memiliki arti yang cakupannya sangat luas karena sangat berhubungan dengan masyarakat di masa lalu. Oleh karena itu terdapat adanya ilmu bantu sejarah yang membantu dalam perkembangan ilmu sejarah itu sendiri. dalam perjalanan di dalm sejarah itu sendiri sejarawan memerlukan sejumlah ilmu-ilmu bantu yang relevan dengan fokus-fokus penelitiannya, yang mencakup sejak dari sejarah yang paling “purba” sampai kepada yang paling mutakhir. Buku introduction dari Langlois dan Seignobos, sejak tahap satu penelitian telah mewajibkan sejarawan untuk mengetahui dan menggunakan ilmu-ilmu Bantu ini (Carrard, 1992:41). Ilmu bantu sejarah saling berkaitan dengan ilmu sejarah yang sesuai dengan kajian dan objek yang dibahasnya. Semakin luasnya perkembangan yang terdapat di dalam ilmu sejarah, ilmu bantu sejarah dapat membuat wawasan akan semakin luas tentang pengertian serta ruang lingkup sejarah itu sendiri.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa definisi dari ilmu bantu sejarah?
2. Konsep-konsep apa saja yang terdapat di dalam ilmu bantu sejarah?
3. Apa macam-macam dan fungsi dari ilmu bantu sejarah?
1.3 Tujuan
1. Untuk memperoleh informasi tentang definisi dari ilmu bantu sejarah
2. Untuk menjelaskan informasi tentang konsep-konsep di dalam ilmu bantu sejarah
3. Untuk memjelaskan macam-macam dan fungsi yang terdapat di dalam ilmu bantu sejarah
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Definisi Ilmu Bantu Sejarah
Untuk mempelajari sejarah dengan sungguh-sungguh sesuai dengan ketentuan yang dituntut oleh dunia ilmu bukankah pekerjaan mudah, dan sederhana seperti menghafalkannya tatkala masih duduk di bangku sekolah dasar atau sekolah menengah. Untuk membaca sumber sejarah, apalagi yang memakai bermacam aksara, Pallawa Jawa Kuna, Batak Kuna, jawa Tengahan, Jawa Baru, Arab Pegon, Bali, Bugis, Cina dan lain-lain dengan bahasa yang berbeda-beda pula memerlukan piranti serta keahlian tersendiri. Belum lagi yang ada hubungannya dengan isi atau kandungan sumber sejarah yang berkaitan dengan berbagai segi kehidupan seperti masalah politik, ekonomi, sosial, budaya, ilmu pengetahuan, agama, birokrasi, pemerintahan, ataupun tokoh-tokoh pemegang peran. Sejarawan tidak dapat bersitegang untuk bekerja sendirian, dan hanya berkubang dalam ilmu sejarah semata. Sejarawan tidak dapat demikian saja mengabaikan hubungan dan bantuan dari ilmu-ilmu lainnya yang koheren dengan pokok studi atau pokok kajiannya. Dalam hal ini sejarawan tidak bekerja sendirian, dan sejumlah ilmu dapat memberikan bantuan atau bahkan ada yang sepenuhnya mengabdikan diri bagi kepentingan ilmu sejarah (seperti arkeologi), lazim disebut dengan istilah ilmu bantu sejarah (auxillary discipline). Jadi ilmu bantu sejarah ini menjadi suatu ilmu yang dapat membantu memhubungkan pokok-pokok studi yang ada di dalam ilmu sejarah.
2.2 Konsep Ilmu Bantu Sejarah
Mengenai ilmu apa saja yang termasuk sebagai ilmu bantu sejarah, di antara para ahli terdapat perbedaan konsep.
LOUIS GOTTSCHALK dalam mengerti sejarah terjemahan Nugroho Notosusanto (1981), menyebutkan filologi, epigrafi, palaeografi, hiraldik genealogi, brafiografi, dan kronologi sebagai ilmu bantu sejarah.
SIDI GAZALBA dalam pengantar Sejarah Sebagai Ilmu menyatakan bahwa ilmu purbakala, ilmu piagam, filologi, palaeografi, kronologi, senumismatik, dan genealogi menjadi ilmu bantu sejarah. Gazalba selanjutnya menambahkan bahwa ilmu sosial seperti etnografi, ekonomi, dan ilmu sosial lainnya juga dapat membantu sejarawan dalam tugasnya menyusun sejarah.
GILBERT J. GARRAGHAN, S.J. dalam A Guide to Historical Method berpendapat bahwa auxallary sciences (ilmu bantu sejarah) terdori dari : filsafat, biliografi, antropologi, linguistik, arkeologi, epigrafi, numismatik, dan genealogi.
HERU SOEKRADI K. Dalam dasar-dasar Metodologi Sejarah menempatkan filologi, arkeologi, numismatik, kronologi, epigrafi, dan genealogi sebagai “ilmu bantu sejarah”, atau ancillary diciplin. Ilmu-ilmu itu menurut Heru Soekradi sepenuhnya mengabdikan diri untuk sejarah. Adapun yang termasuk sebagai ilmu ilmu bantu sejarah ialah ilmu-ilmu sosial (auxillary disciplin). Menurut hemat penulis semua ilmu-ilmu yang dikemukakan oleh para ahli di atas tidak secara total menyediakan dirinya sebagai kepentingan ilmu sejarah, melainkan dalam batas-batas tertentu yang ada kaitannya dengan permasalahan sejarah, khususnya permasalahan sejarah yang telah dipersoalkan atau aktual dihadapi. Arkeologi bagian tidak terpisahkan dari sejarah kebudayaan. Sehubungan dengan hal di atas sebenarnya tidaklah relevan untuk membrikan batas secara hitam putih atau tegas terhadap mana yang dianggap sebagai ilmu dasar sebagian lagi sebagai ilmu bantu sejarah.
Yang perlu mendapat perhatian adalah penguasaan dalam batas-batas tertentu terhadap konsep-konsep ilmu-ilmu bantu akan memberikan prespektik atau sudut pandang (visi) tertentu dari sejarawan terhadap pokok studi yang dihadapi. Yang dimaksud dalam konteks ini ialah derajad subyektivitas atau pandangan sejarawan akan ikut terpengaruhi oleh penguasaan di atas, subyektivitas itu berdasarkan dimensi tertentu dari ilmu bantu yang digunakan untuk memandang, mendekati pokok studi atau kajian. Pandangan seorang ahli ekonomi mungkin berbeda dengan pandangan mereka yang ahli sosiologi terhadap perang Diponegoro. Berbeda pila mereka yang ahli agama. Subyektivitas yang dihasilkan dikarenakan mereka melihat peristiwa sejarah sebagai fenomena sosial dari sudut keahlian yang berbeda. Subyektivtas yang demikian dalam studi sejarah analitis nampaknya sulit untuk dihindarkan. Subyektivitas yang disebabakan oleh faktor-faktor dimensional disebut subyektivitas dimensional. Bila ditinjau sejarawan menggunakan tinjauan atau pendekatan bersifat multi dimensi dengan sendirinya langkah ini akan mengurangi bahkan dapat menghapus subyektivitas dimensional, yang memandang suatu peristiwa hanya dari dimensi ilmu tertentu. Obyektivitas hasil tinjauan multi dimensi suadah barang tentu memiliki derajad lebih tinggi dibandingkan dengan obyektivitas yang dicapai dengan cara-cara terdahulu.
2.3 Macam – Macam dan Fungsi Ilmu Bantu Sejarah
a. Paleontologi
Ilmu yang mengkaji bentuk-bentuk kehidupan purba yang pernah ada di muka bumi, terutama fosil-fosil disebut paleontologi. Adapun kata fosil berasal dari kata Yunani fissilis yang artinya apa yang digali atau dikeluarkan dari dalam tanah. Kajian paleontologi erat hubungannya dengan geologi, fisika, botani (tumbuh-tumbuhan), zoology (ilmu hewan). Bagi ilmu sejarah, paleontology merupakan periode prasejarah dalam arti luas, yakni ketika manusia dianggap belum ada dimuka bumi ini. Bantuannya bagi sejarah ialah kajian ini dapat menun jukkan sejara hipotesis pada lapisan geologi mana atau kira – kira kapan manusia mulai ada dalam evolusi geologi.
b. Paleoantropologi
Kalau paleoantropologi merupakan ilmu yang mempelajari fosil – fosil binatang dan tumbuh-tumbuhan, maka paleontropogi adalah ilmu yang mempelajari manusia-manusia purba sehingga disebut juga antropologi ragawi. Obyek yang dipelajari ialah fosil-fosil manusia purba. Ilmu ini bertujuan merekontruksi asal-usul manusia, evolusinya, persebarannya, lingkungan cara hidup dan budayanya.
c. Arkeologi
Arkeologi adalah kajian ilmiah, mula-mula mengenai hasil artefak dan ekofak kebudayaan prasejarah dengan cara penggalian (ekskavasi) dan pemerian (deskripsi) sisa-sisa peninggalan prasejarah tersebut. Kemudian dikaji juga hasil-hasil kebudayaan atau peninggalan manusia setelah memasuki periode sejarah yang ditemukan melalui ekskavasi-ekskavasi di situs-situs arkeologi yaitu tempat-tempat yang dianggap menyimpan bukti-bukti arkeologis.
Bukti-bukti arkeologi itu dapat dibagi atas tiga kelompok :
1. Artefak ialah semua benda yang dibuat oleh manusia dengan tujuan untuk dipergunakan bagi segala kepentingan manusia sendiri. Benda-benda ini dapat dipindah-pindahkan tanpa merusak bentuknya seperti tembikar, ujung panah, kampak batu, manik-manik, benda-benda dari logam.
2. Termasuk kedalam kelompok ini misalnya kota-kota lama, rumah atau gedung tua, makam, saluran irigasi, candi-candi, masjid-masjid lama. Benda-benda ini ditemukan melalui penggalian-penggalian karena sudah tertimbun tanah atau masih meninggalkan bekas-bekasnya berupa runtuhan-runtuhan dipermukaan tanah.
3. Ekofak yaitu objek alamiah yang tertimbun bersama-sama dengan artefakdan bekas-bekas pemukiman seperti sisa-sisa makanan kulit kerang, tulang-tulang binatang buruan, tanaman-tanaman budi-daya.
Temuan-temuan rakeologis ini penting sebagai ilmu bantu sejarah karena dari penelitian-penelitian ilmiah yang dilakukan dapat memberikan informasi tentang dimana, bilamana, bagaimana kebudayaan atau suatu peradaban yang tinggi bisa tumbuh, berkembang, dan akhirnya runtuh.
d. Paleografi
Paleografi merupakan ilmu yang mengkaji tentang tulisan-tulisan kuno, termasuk ilmu membaca, menentukan waktu (tanggal), dan menganalisis tulisan-tulisan kuno yang ditulis di atas papirus, tablet-tablet tanah liat, tembikar, kayu, perkamen (vellum), kertas, dan daun lontar.
e. Epigrafi
Epigrafi adalah pengetahuan mengenai cara membaca, menentukan tanggal atau waktu, dan menganalisis tulisan atau inskripsi kuno pada benda-benda yang dapat bertahan lama seperti batu, logam, atau gading. Inskripsi atau prasasti itu dimaksudkan untuk memberikan informasi, atau catatan mengenai kejadian-kejadian penting. Kajian atas inskripsi atau prasasti ini acap kali merupakan satu-satunya sumber informasi pertama atau pengetahuan kita tentang masa-masa awal sejarah. Dibalik itu juga perlu diketahui bahwa betapapun urgensinya prasasti sebagai sejarah, tidak berarti prasasti merekam semua peristiwa pada zamannya. Prasasti hanya merekam beberapa aspek tertentu seperti aspek-aspek politik, social, dan agama. Kehidupan masyarakat pada umumnya seperti ekonomi, seni, budaya, dan lain-lain jarang atau sedikit sekali disinggung dalam prasasti.
f. Ikonografi
Ilmu tentang arca-arca atau patung-patung kuno dari zaman prasejarah dan/atau sejarah disebut epinografi. Arca-arca atau patung-patung ini dapat berdiri sendiri atau merupakan bagian dari bangunan-bangunan keagamaan seperti kuil, gereja, atau candi. Sejumblah besar patung telah dihasilkan oleh masing-masing peradaban kuno dunia seperti mesir. Araca dan patung yang ditemukan di Indonesia tersebut dari tanah liat, batu, dan logam (perunggu perak dan emas). Arca dan patung itu berasal dari zaman prasejarah maupun sejarah.dari zaman prasejarah patung-patung itu menggambarkan wujud nenek moyang seperti di pasemah. Dari zaman sejarah arca dan patung itu menggambarkan orang-orang penting, raja-raja atau ratu.
g. Filologi
Filologi berasal dari kata yunani philologia yang berarti kegemaran berbincang-bincang. Perbincangan atau percakapan sebagai seni memperoleh perhatian khusus dari bangsa yunani. Makna itu kemudian berubah menjadi kata “cinta kepada kata” sebagai pengejahwatan pikiran.ternyata makna itu terus bergeser ke pengertian “perhatian terhadap sastra”. Filologi disebut juga ilmu yang mempelajari nanskah-naskah kuno. Naskah-naskah itu ditulis dalam bahasa-bahasa jawa kuno, sunda kuno, atau melayu.
Batasan lain tentang makna filologi sebagai berikut :
1. Menurut kamus, istilah filologi adalah ilmu yang mempelajari kerokhanian suatu bangsa dengan kekhususannya atau menyelidiki kebudayaan berdasar bahasa dan kesustraannya.
2. Menurut Woordenboek der Nederlandse taal, filologi berhubungan dengan bahasa dan sastra yunani dan romawi, kemudian meluas kepada bahasa dan sastra bangsa lainnya.
3. Menurut Webster New International Dictionary, filologi selain memiliki pengertian seperti telah dikemukakan, kemudian diperluas sebagai pengertian ilmu bahasa serta studi tentang kebudayaan bangsa yang beradab seperti terungkap dalam bahasa, sastra, dan agama mereka.
Indonesia sebenarnya merupakan khasanah raksasa bagi studi filologi, karena naskah-naskah kunonya kebanyakan ditulis dan dibaca dengan huruf daerah. Isinya beranaka ragam mulai sastra, dalam arti terbatas sampai masalah agama, social dan sejarah.yang sangat penting bagi study sejarah ialah bahan mengenai bahasa daerah, yang secara keseluruhan dapat memberikan gambaran lebih jelas tentang kebudayaan Indonesia.
h. Genealogi
Genealogi berasal dari kata dasar gene, yaitu plasma pembawa sifat-sifat keturunan. Genealogi berarti ilmu yang mempelajari masalah keturunan. Ia berarti saling bergantung dua hal, yaitu yang muda berasal dari yang tua. Misalnya tulisan jawa berasal dari perkembangan abjad pallawa. Tulisan pallawa berasal dari tilisan atau abjad brahmi, dan lain-lain. Atau bisa disebut pengetahuan mengenai asal-asul nenek moyang atau keturunan keluarga seseorang atau orang-orang disebut genealogi. Peletak dasar genealogi sebagai ilmu ialah J.Ch. Gatterr (1727-1799), kemudian Q. Lorerirensa menerapkan dalam penulisan ilmiah (1898).
i. Nurmamistik
Ilmu yang mempelajari mata uang (coins), asal-usul, tehnik pembuatan, sejarah, mitologi, dan seninya disebut numismatik. Mata uang atau koin itu ialah sepotong logam yang diberi bentuk dan berat tertentu, yang memuat tanda-tanda yang dicapkan diatasnya oleh pejabat pemerintah sehingga menjadi jaminan sah mengenai nilai dan beratnya sebagai alat tukar resmi. Bagi sejarah Indonesia kususnya, mata-uang lama merupakan sumber penting karena menunjukkan adanya kegiatan ekonomi, hubungan-hubungan dagang antara kepulauan Indonesia dan luar Indonesia, hubungan politik dn kebudayaan. Mata uang tertua berupa dinar emas ditemukan dalam ekskavansi di bekas keraton ratu book, Yogyakarta. Pada mata uang itu digambarkan raja cendna gupta II, seekor burung garuda dan dewi laksmi. Candra gupta II adalah raja india yang berkuasa di Gujarat antara tahun 380-415.
j. Ilmu keramik
Keramik adalah nama umum untuk tembikar, cina (china) dan porselin. pengetahuan tentang keramik merupakan ilmu bantu dan kesenian yang penting. Hasil kajian tentang tentang benda-banda ini merupakan bahan penting untuk penyusunan sejarah, baik untuk periode prasejarah maupun periode sejarah.
Tembikar adalah sebutan umum untuk semua alat-alat dapur yang terbuat dari tanah liat yang dibakar, misalnya belangga, periuk, piring dan kendi. Kusus untuk keramik cina atau porselin yang ditemukan di Indonesia umumnya berasal dari daratan cina. Temuan-temuan keramik cina ini amat penting untuk sejarah hubungan antara cina,Indonesia, dan negeri-negeri lain di asia, afrika dan eropa.
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Sejarah adalah ilmu pengetahuan dengan umumnya yang berhubungan dengan cerita bertarik sebagai hasil penafsiran kejadian-kejadian dalam masyarakat pada waktuyang telah lampau atau tanda-tanda lainnya (Muhammmad Yamin). Itu membuktikan bahwa sejarah merupakan suatu peristiwa yang harus dikaji dan dapat dibuktikan kebenaran faktanya menggunakan metode ilmiah. Oleh sebab itu sejarah terjadi di masa lalu, sejarawan membutuhkan ilmu untuk mengetahui masa lalu tersebut dengan berpedoman untuk membuktikan fakta-fakta yang dimiliki dengan bantu ilmu sejarah tersebut. Jadi pengertian dari ilmu sejarah tersebut adalah ilmu-ilmu yang dapat dijadikan sumber-sumber untuk sejarawan dalam penelitian dan penyusunan peristiwa sejarah tersebut dengan runtut dan memiliki kaitan dengan fakta dari sebuah peristiwa tersebut. ilmu bantu sejarah memiliki fungsi serta kegunaan yang sangat penting bagi sejarawan untuk mengkaji suatu peristiwa dengan periode atau topic yang dipilih dan menjadi alat untuk meganalisis suatu peristiwa sejarah secara kritis dan ilmiah.
3.2 Saran
Sudah sepantasnya kita untuk mempelajari sejarah secara ilmiah dan kritis, karena di dalam ilmu sejarah sendiri sudah memiliki ilmu bantu yang membantu untuk membuat sejarah lebih menuju ke fakta dan baik dalam melihat sejarah dalam pandangan – pandangan ilmu lain.
Daftar Pustaka
Abidin, Muhammad Zainal. 2011. Macam-Macam Ilmu Bantu Sejarah., (Online), (
http://www.masbied.com/search/macam-macam-ilmu-bantu-sejarah), diakses 19 September 2011
Al – Muthahhiri. 2011. Ilmu Sejarah, (Online), (
http://id.shvoong.com/humanities/history/2135529-ilmu-ilmu-bantu-sejarah/), diakses 19 September 2011
Gazalba, Sidi, Pengantar Sejarah Sebagai Ilmu, Bhratara, Jakarta, 1981.
Kartodirdjo, Sartono, Pendekatan Ilmu Sosial Dalam Metodologi Sejarah, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 1993.
Luky, Dwi Kiki. 2011. Ilmu-ilmu Bantu Sejarah. From
http://dwiluky.wordpress.com/2011/07/02/ilmu-ilmu-bantu-sejarah/, 19 September 2011